Posts

Fase-Fase

Sudah berapa lama aku berada di komunitas GUSDURian? Dan bagaimana hingga sejauh ini? Coba deh kuurai. FASE I Sebelum Januari 2021. Mungkin terlalu lebar definisi waktunya. Tapi setidaknya Januari 2021 yang paling mudah aku ingat. Sebelum awal tahun tersebut aku yang saat itu masih berkeliaran di kampus, diundang salah satu senior PMII, organisasi yang aku ikuti sejak 2018 dan saat itu aku masih aktif di ranah komisariat (tingkat kepengurusan level kampus). Aku dan beberapa kawan yang hadir di kafe Quiclo Wonopringgo diajak untuk bergiat di GUSDURian. Waktu itu aku tidak tahu apakah itu organisasi atau komunitas atau apa? Aku menganggap itu seperti angin lalu saja. Sekadar hal yang baik saja. Kalau tidak salah waktu itu kami diarahkan untuk menjalin silaturahmi dengan tokoh-tokoh agama Kristen dan lainnya. Tentu saja akan ditemani seniorku. Akan tetapi hal yang sudah direncanakan tersebut tidak terlaksana. Sampai tiba pada pertemuan kedua di kafe 44 Trans, Kedungwuni. Pembica...

Kabar Terakhir

Image
  Tatapanku pada seberang jalan yang hening dari balik jendela ini menyematkan rindu di sela-sela dingin pagi. Rindu itu menyelinap ke dalam hati yang berserak puing-puing kenangan masa silam yang kini kurasakan amat kelam. "Dinda, tengah apa kau di sana?" ucapku lirih sekali agar tak terdengar oleh embun sekalipun. Ku tak mau rinduku ini sampai padanya. Biar hanya aku dan hatiku sendiri yang tahu. "Semoga bahagia selalu menyertaimu. Tanpa perlu kau mengetahuinya, aku masih menyimpanmu rapat di sebuah ruang di balik dada ini." Telaga di mataku nyaris tak mampu menahan luapan airnya. Air yang berkandungkan kesedihan, kepiluan, dan yang pasti: ganasnya rindu. ** Setahun lalu. Di pertengahan bulan Ramadhan. Bulan yang mana umat islam menunaikan kewajiban berpuasa yang dibebankan di dalamnya tanggung jawab besar. Sebab hanya Allah dan muslim itu sendiri yang tahu bagaimana kewajiban yang dijalani. Apakah sungguh ia melakukan, atau hanya sekadar kepura-puraan. Di masa i...

Macan Kumbang Betina

Image
Cepek dapat apa? Si Meme yang montok itu sudah jelas ngga mungkin. Mbak Susi juga sudah ngga mau." Telunjuknya dengan pelan menggeser ke atas foto-foto wanita yang mengiklankan jasa "ranjang" di facebook. Matanya dituntut cermat agar tidak melewatkan harga yang cocok dengan isi kantong. Susah memang mencari satu postingan yang menarif seratus ribu sekali main. Pernah ia menawar, "setengah mainan ngga apa-apa deh . Udah kebelet." Jelas saja ditolak. Mana ada jasa ranjang yang setengah mainan? Apa kalau sudah mau klimaks ditahan biar ngga keluar? Tapi tidak selamanya kantongnya tandus. Terkadang kalau kacang atau ubi rebus yang ia jajakan keliling alun-alun ludes, dua malam berturut-turut, lima ratus bisa ada di kantongnya. Dengan uang sebanyak itu pilihan teman kencan jadi lebih bervariasi. Dan tentu saja minim penolakan. Hanya, karena pilihan banyak, ia pun kebingungan. Ada yang sintal, ada yang tobrut , yang kurus tapi putih cantik semampai serup...

Baskara dan Suicide Idea

Jumat kemarin temanku mengirimi link lagu Hindia untuk mengomentari status WA-ku tentang kesuksesan. Hindia adalah grup musik yang digawangi seorang vokalis bernama Baskara. Aku ngefans suara berat Baskara. Tapi, mungkin hanya di satu lagu Rumah ke Rumah.  Itu pun versi klipnya. Suaranya di live beda, euy. Maksudnya, ngga sebagus seperti di klip. Jadi, lagu Hindia yang mana? Sebentar. Aku mau mengutarakan dulu mumpung lagi bahas Hindia / Baskara. Tentang Rumah ke Rumah . Karena lagu itu membekas banget dalam pikiranku. Musiknya sederhana tapi ngena. Liriknya? Apalagi. Nama-nama perempuan disusun menjadi lirik lagu dan akhirnya nama-nama yang tidak hanya satu atau dua buah itu bisa dihapalkan juga. Menurutku part terbaiknya ini... Maaf jika ku sering buat susah Indisya, Panda, Anggra, Caca, Sismita ..... Oke. Judul lagu yang temanku sukai dan menggambarkan definisi kesuksesan ala dia adalah Janji Palsu. Diksi dalam liriknya kurang enak. Tapi, di balik itu ada sesuatu yang menar...

Bernadya dan Kesehatan Mental

Bernadya. Tentu saja orang tuanya memberikan nama itu tidak untuk membuat kita terheran dan menilainya sebagai nama yang unik. Orang tuanya juga pasti tidak mengira kalau Bernadya kecil akan tumbuh menjadi remaja yang sukses seperti sekarang. Sang anak sendiri tidak mengira pasti. Dan ia tidak sengaja membikin kita protes, kenapa anak remaja kelahiran 2004 sudah sukses? Kita yang dimaksud adalah orang-orang yang sudah berusia minimal sepuluh tahun lebih tua dari Bernadya. Kita juga bertanya, kenapa kesuksesan tidak pakai antrian usia saja, sih? Kasihan, lho, kita yang sudah hidup tiga puluhan tahun tapi punya penghasilan UMR saja belum. Akhirnya harus utang untuk memenuhi beberapa keperluan. Lalu, yang belum nikah mau nikah kesulitan karena butuh modal banyak. Punya pekerjaan tetap, berpenghasilan UMR atau lebih, menikah dan membangun keluarga bahagia adalah bayangan kondisi ideal seseorang dalam usia 30-an. Tulisan saya ini hanya mewakili kita. Dan kita tidak berlebihan kalau merasa p...

Mimpi

Padahal sekarang jarang sekali aku bermimpi sampai apa yang ada di dalam mimpi itu masih teringat dengan gamblang ketika telah sadar. Aku diserap ke dalam sebuah situasi yang membuat rindu akan masa kecil. Tapi mimpinya bukan menjadi anak-anak. Lebih ke merenungkan tentang waktu. Kalau dalam lagunya Dewa 19, karena waktu yang bengis terus pergi. Demikian yang menjadi sedihnya. Setting mimpinya ialah rumah masa kecil. Dalam mimpi itu aku duduk di teras sisi utara yang dalam ingatan masih tergambar jelas bagaimana rupanya. Lantai hijau yang memudar dan pohon rambutan kecil. Jujur, membayangkannya membuat air mata berdesakan ingin keluar. Transisi dari mimpi kepada sadar begitu halus. Efeknya kuat sampai rasa kantuk hilang sama sekali. Perlahan aku membuka mata dengan kesedihan menyelimuti hati. Hal pertama yang terpikir saat sadar ialah kepergian masa-masa indah. Yang satu per satu mengatakan selamat tinggal dan mendamparkanku bersama masa ini. Masa yang sarat dengan upaya keras, peluh,...

Desainer Grafis 2

Video yang pernah aku tonton kurang lebih setahun lalu itu hari ini aku tonton kembali. Tangan Belang, demikian nama pengunggahnya di Youtube. Nama yang tidak aku suka. Tapi videonya yang aku tonton ini tidak bisa dibilang aku menyukainya. Lebih dari itu, aku memegangnya sebagai pedoman--dalam aktivitas desain grafis. Judul videonya "Mengerti Desain dalam 18 Menit Saja". Si Tangan Belang ini mengaku bukan seorang yang ahli dalam bidang desain. Tapi tidak perlu khawatir, materi yang disampaikan worth it. Tidak percaya? Coba aja setelah nonton video itu kalian praktekin. Oh, iya. Materi tersebut aku kira masih dalam taraf dasar. Jadi, buat yang Pro barangkali sudah mengerti bisa skip. Aku sendiri sudah mempraktekan. Dan sekarang aku mencoba mereview, karena dari hasil menontonku yang pertama pasti tidak ingat secara tepat semua yang disampaikan Si Tangan Belang. Seperti soal elemen desain, aku jadi lebih kuat lagi membangun materi itu dalam ingatan. Elemen desain; terasa asing ...