Desainer Grafis 2

Video yang pernah aku tonton kurang lebih setahun lalu itu hari ini aku tonton kembali. Tangan Belang, demikian nama pengunggahnya di Youtube. Nama yang tidak aku suka. Tapi videonya yang aku tonton ini tidak bisa dibilang aku menyukainya. Lebih dari itu, aku memegangnya sebagai pedoman--dalam aktivitas desain grafis.

Judul videonya "Mengerti Desain dalam 18 Menit Saja". Si Tangan Belang ini mengaku bukan seorang yang ahli dalam bidang desain. Tapi tidak perlu khawatir, materi yang disampaikan worth it. Tidak percaya? Coba aja setelah nonton video itu kalian praktekin. Oh, iya. Materi tersebut aku kira masih dalam taraf dasar. Jadi, buat yang Pro barangkali sudah mengerti bisa skip.

Aku sendiri sudah mempraktekan. Dan sekarang aku mencoba mereview, karena dari hasil menontonku yang pertama pasti tidak ingat secara tepat semua yang disampaikan Si Tangan Belang. Seperti soal elemen desain, aku jadi lebih kuat lagi membangun materi itu dalam ingatan. Elemen desain; terasa asing tapi sebenarnya biasa aku pakai. Antara lain: typografi, image, warna, space.

Sepakat dengan Si Tangan Belang, bahwa dewasa ini akses ke software (atau kita sebut saja aplikasi) menjadi mudah. Berbeda dengan mungkin 20 tahun lalu, yang mana kebisaan menggunakan software desain dimiliki orang2 tertentu saja. Dengan adanya misal Canva dan aplikasi2 lain di smartphone menjadikan semua orang bisa membuat desain grafis. Aku sendiri termasuk yang nyemplung di aktivitas desain setelah bermain Canva. Masalahnya terkadang banyak orang cuma tempel-menempel saja.

Di situ kemudian ada hal lain yang jarang diperhatikan oleh desainer grafis amatir, yakni tujuan. Untuk apa sih sebuah pamflet diposting? Untuk informasi di dalamnya ditangkap audien dengan efektif. Dalam hal ini desainer mampu membuat keterbacaan, struktur, sederhana, dan bahkan memorable dalam pamflet itu.

Nah, untuk mempergunakan elemen2 desain agar bisa mencapai tujuan tersebut diperlukan prinsip desain. Di tulisanku sebelumnya aku menyebut ini optimalisasi desain. Alih-alih ingin merelevansikan dengan para desain yang barangkali keras kepala dengan "prinsipnya sendiri", prinsip desain ini memang ada untuk menjadi acuan. Apa saja itu?

Pertama, untuk menjadikan desain mudah dibaca kita perlu menerapkan kontras. Simpelnya, ketika menggunakan background warna gelap maka di atasnya harus warna terang atau sebaliknya. Kedua, untuk menstrukturkan elemen-elemen yang ada diperlukan hierarki visual. Ketiga adalah rule of proximithy, yakni mendekatkan posisi elemen2 yang saling berhubungan. Terakhir, keseimbangan dalam meletakkan elemen2 yang ada.

Itu saja hal-hal sederhana yang perlu diperhatikan dalam kita khususnya para desainer grafis amatir yang mengaku bisa mendesain tapi .... yah, begitulah. Hehehe. Belajar terus pokoknya.


Comments

Popular posts from this blog

Mimpi

Keusilan Hujan

Baskara dan Suicide Idea