Posts

Showing posts from February, 2024

Menghabiskan Masa Muda

Aku terhenyak ketika ada karyawan lain yang berani menolak tugas pekerjaan karena tidak ada upahnya (di luar upah pokok setiap bulan). Karena aku melihat diriku sendiri bekerja di kantor sekarang lebih banyak bertahan untuk menjaga kewarasan daripada untuk mengejar penghasilan. "Pengabdianku" pada Bos dimulai sejak usia 22 tahun sampai sekarang usia 28 tahun. Benar-benar aku habiskan masa mudaku dengan segala potensi yang ada dan waktu yang berharga. Dan secuil keberanian mengakhirinya (baca: resign). Karena minimal menurut penilaianku sendiri aku sadar banyak melakukan kesalahan dalam pekerjaan sehingga banyak berkas yang aku pegang mangkrak. Kalau misal aku resign aku sendiri menanggung malu karena hal itu. Serta berkas yang aku tinggalkan akan menjadi beban siapa pun yang meneruskan, beban pikiran juga untukku yang meninggalkan. Aku terlalu takut untuk itu. Seperti contoh kemarin baru saja aku dimarahi orang gara-gara sudah hampir setengah tahun berkas belum selesai da

Uang Tip

Aku baru saja mendapatkan uang tip dari pekerjaan sebanyak 200.000. Harus disyukuri, ya. Meskipun kemudian menjadi bingung, mau digunakan buat apa uang itu? Mau buat bayar utang masih kurang banyak. Buat hiburan; aku mikir masih ada yang lebih prioritas: utang tadi. Lalu aku kepikiran invoice domain web Komunitas Mahakarja yang sudah expired dan belum terbayar. Aku segera membuka situs penyedia layanan domainnya, tapi sampai di step terakhir alias tinggal pembayaran aku kepikiran lagi utangku. Disusul kemudian pertimbangan, seprioritas apa domain web? Komunitas Mahakarja itu sudah seperti magnum opusku. Buah pemikiran penting hasil pergumulan dengan realitas di kalangan orang muda, yang pada masa sekarang gersang pustaka (pinjam istilah dari Khusnun Niam). Sekarang ini lebih banyak orang muda yang lekat dengan media sosial dan scroll video-video pendek ketimbang yang memperluas pengetahuan dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan. Aku belum menemukan orang-orang yang hampir 10

Keluh Kesah

Tadi malam selepas acara ForDem Gen Z, saya ngobrol dengan owner angkringan yang memang satu desa dengan saya. Hanya saja saya tidak kenal akrab sebelumnya. Tidak disangka owner menawarkan kalau GUSDURian mau adakan diskusi lagi di Angkringan Sabro sangat dipersilakan dan didukung. Bahkan akan disediakan kopi gratis biar banyak yang tertarik. Magnet Gus Dur memang luar biasa. Kalau diibaratkan provider seluler, sinyalnya kuat, bisa menjangkau ke mana-mana. Tinggal kita tergerak atau tidak. Hal ini tidak saya alami semalam saja. Akan tetapi sejak kemarin-kemarin sewaktu berjejaring dengan banyak elemen masyarakat. Kalau kata Prof. Maghfur, Gus Dur itu kata kunci. Begitulah sederhananya. Saya terkadang dan berulang kali "mbatin", apakah kegiatan ini saya jadikan yang terakhir saja? Akankah saya bisa meneruskan lagi? Tapi untungnya saya anggap itu hanya sisi manusiawi lain saya yang butuh sesekali mencuat. Hanya saja agak sulit menghadapinya. Sehingga ketika hal itu terjadi lagi