Ruangan yang Membungkus Si Pemuda (Sebuah Cerpen)
M endung lama sekali bertahan di langit. Menjelang tengah hari, gelap masih bergelantungan, sedikit gerimis tetesnya jatuh di pelataran. Perlahan hujan tumpah. Ia menyerah. Rencana pertama di hari sulung tahun 2020 bersama gadis pujaan hati yang telah dilukis rapi, luntur oleh hujan. Rencana bermula kemarin, saat senja mulai menegur sapa, tiba-tiba datang menghampiri sebuah pesan WA dari kontak yang setiap malam satu ' ping ' pun tak pernah ketinggalan dikirim ke nomor itu dan tak pernah pula mendapat balasan. ["Besok tahun baruan bareng, yuk."] Di senja yang sukar dikenal karena parasnya yang tak cerah itu sampai ke dalam hati si Pemuda tertegun, "Oh Tuhan, mimpi apa aku semalam? Seorang yang selama ini melirikku saja tidak, sekarang mengajakku tahun baruan?" gumam Pemuda itu seolah tak percaya. Akhirnya hanya kata"iya" yang ia balaskan, dengan emoticon senyum termanis menghias di sampingnya. Kemudian puluhan obrolan bersambung hingga h