Posts

Showing posts from November, 2020

Menikmati Sekaligus Mempelajari Cerita Fiksi (Sebuah Resensi)

Image
  M embaca pengantar buku ini membuat saya ingin berkata: ini salah satu yang sedang saya cari! Buku kumcer Penjaja Cerita Cinta adalah sedang saya cari walaupun sebelumnya tidak tahu bahwa ternyata ada buku macam ini yangmana ditujukan bagi pegiat literasi yang tengah belajar menulis fiksi. Dengan berbagai ragam kebolehan teknik dari penulis mulai dari pemilihan unsur tema, ide, alur, dialog, narasi, setting, konflik, diksi, snapshot , kalimat lugas, hingga pesan moral dan ending . Banyak hal itu yang disampaikannya dalam Pengantar, mungkin dengan maksud memberi sedikit petunjuk bagi yang ingin mempelajarinya. Meski demikian untuk hal itu secara umum saya memandang banyak kumcer (kumpulan cerita) yang menyajikan hal sama. Perbedaannya terletak pada biasanya penulis lain tidak menyampaikan dalam pengantar atau bagian khusus mana pun tentang apa saja yang harus dipelajari dan tidak menerangkan pula bahwa cerpen-cerpen mereka mengandung teknik penulisan yang beragam. Setelah Penga

Nik 5: Hilir (Sebuah Cerpen)

Image
A ku ingin mengabarkan padamu bahwasanya aku telah terbangun dari lamunan oleh jatuh hati yang tak terbalas. Aku tak perlu hirau akan goresan yang baru itu. Karena aku telah sadar di balik goresan itu terpendam memar yang menjiwa. Bila perlu aku akan sibakkan sedikit goresan baru yang saat ini terus ku temui hingga terlihat olehku keterpurukan di alam purba yang pernah ada. Bersama angin, kenangan itu datang mengembus ragaku. Meresap lewat celah apa saja di sana. Butirannya melesat cepat dan menancap di atas saraf nan usang. Syahdan, sekujur jiwa tergetarkan. Guruh bergemuruh menggumpalkan awan hitam. Hujan turun menerabas dedaunan. Dan aku bersyukur. Air mataku samar. Rintih atas perih dari alam purba lamat. Senyum tanda ketegaran tumbuh setelah tersirami. Rekan di depanku, di mana aku berjalan paling belakang, ia menoleh memeriksa. Ternyata jarakku cukup jauh tertinggal dari serombongan pecinta alam yang tengah menelusuri hutan di Gutomo. "Cepat..." Anak lelaki itu menyeru,

Bohong, Bohemian (Sebuah Cerpen)

Image
“Iya, aku memang pengecut. Bukan merayunya, aku justru bernyayi,” ucapnya pelan namun terkandung perasaan yang berat sekali. Pandangannya hanya tertuju pada karang-karang imitasi di sekeliling kolam ikan depan rumah. Namun bukan benda itu yang tergambar di dalam pikirannya. Melainkan acara pentas seni musik di SMA Tunas Bangsa yang menampilkan grup-grup musik seantero SMA dengan beragam jenis musik, unjuk kemampuan memeriahkan event itu. Bohemian mempersembahkan pertunjukan musik akustik dengan gitar bolong dan satu set drum kecil yang dimainkan seorang siswa lainnya. Sebagaimana yang memang senang ia mainkan, alat musik itu dianggap sebagian orang sebagai penunjang pesona seorang pria di mata para wanita. Konon. “Cewek itu suka sama cowok yang main gitar, Yan,” ujar Yudi teman sebangkunya saat sedang berlangsung jam pelajaran matematika. Perlu diketahui pengajar matematikanya ialah Pak Sugeng “sang monster”. Demikian siswa SMA Tunas Bangsa menjuluki. Tak satu pun siswa yang pernah ter