Posts

Ruangan yang Membungkus Si Pemuda (Sebuah Cerpen)

Image
  M endung lama sekali bertahan di langit. Menjelang tengah hari, gelap masih bergelantungan, sedikit gerimis tetesnya jatuh di pelataran. Perlahan hujan tumpah. Ia menyerah. Rencana pertama di hari sulung tahun 2020 bersama gadis pujaan hati yang telah dilukis rapi, luntur oleh hujan. Rencana bermula kemarin, saat senja mulai menegur sapa, tiba-tiba datang menghampiri sebuah pesan WA dari kontak yang setiap malam satu ' ping ' pun tak pernah ketinggalan dikirim ke nomor itu dan tak pernah pula mendapat balasan. ["Besok tahun baruan bareng, yuk."] Di senja yang sukar dikenal karena parasnya yang tak cerah itu sampai ke dalam hati si Pemuda tertegun, "Oh Tuhan, mimpi apa aku semalam? Seorang yang selama ini melirikku saja tidak, sekarang mengajakku tahun baruan?" gumam Pemuda itu seolah tak percaya. Akhirnya hanya kata"iya" yang ia balaskan, dengan emoticon senyum termanis menghias di sampingnya. Kemudian puluhan obrolan bersambung hingga h

Alat Pelampias Stress (Sebuah Resensi)

Image
  Sekarang makin aneh-aneh saja kelakuan orang. Selain ada niat untuk cari sensasi, ada juga yang ingin menginspirasi. Semoga yang kedua yang banyak diniatkan (terlepas dari penilaian orang lain tentunya).   Tidak hanya media digital dan media sosial seperti Youtube, Tiktok, Facebook, Twitter dan Instagram, dan lain sebagainya. Media cetak pun bisa juga untuk membuat sensasi. Dan tidak penting untuk dibahas jika sensasi yang ditimbulkan biasa saja. Okelah orang bebas membuat sensasi. Masalahnya kali ini yang jadi media itu adalah Buku. Be U Bu Ka U Ku. BUKU. Harap maklum, saya cukup geram sekarang.   Malas sekali sebetulnya mereview buku ini. Saya sedang ingin berteriak kencang waktu menuliskan ulasan singkat mengenainya. Bukan apa-apa. Hanya saja perasaan jadi campur aduk setelah membuka lembar demi lembarnya. Kagum, tergugah, sekaligus jengkel. Karena terus terang, isinya tidak sesuai ekspetasi. Itu kalau saya. Entah kalian yang memang sedang ingin membuat semacam penyaluran

Kombinasi Cerita dan Kata-Kata Mutiara Sujiwo Tejo (Sebuah Resensi)

Image
Foto:  tokopedia.com Aku tidak mau buru-buru menetapkan kalimat yang ditaruh di lembar pembuka buku ini bagus (gegara penulisnya sudah tersohor namanya), dan ternyata memang tidak bagus. Tapi memukau, wahai para pembaca. Kubuka selembar. Selembar lagi. Aku tetapkan, buku ini mewah. Kita akan serasa dimanjakan bila membuka lembarannya. Mewah di tampilan, karena terdapat lukisan penunjang yang sedikit banyak ada kaitan dengan cerita yang disajikan. Mewah di permainan kata, dan hampir di setiap halaman terdapat quotes yang sering menyebutkan kata "Kekasih" sebagai seseorang yang dipesani. Quotes-quotes itu menjadi pusat perhatian lain yang menarik sembari kita membayangkan Sastro dan Jendrowati bertingkah laku. Quotes menarik Sujiwo Tejo dalam buku ini antara lain menurut saya ada di hal. 15, hal. 43, dan masih banyak lagi. Kemudian ada quotes menarik yang memang nyata mampu menarik pembaca ialah pada halaman 24 yang dicantumkan juga pada cover, " Ternyata mencintai bukanla

Perlahan Lahan Jelma Kenangan (Sebuah Cerpen)

Image
  Foto oleh Zaky Zaff Rembulan tampak memukau di pertengahan Sya’ban ini. Imaji langit malam menjadi hangat serupa paras Dewi—teman gadis masa kecilku yang dahulu rambutnya selalu dikuncir dua dan tentu saja tampilannya lusuh ala anak kampung. Kini ia menjelma perawan pujaannya para jejaka era modernisasi dunia. Sebuah era yang tengah mengalir deras menghanyutkan jauh tawa kanak-kanak menuju lautan remaja yang sarat gelombang penggoyah jiwa. Dan tak satu pun dari kami tahu akan seperti apa nanti ketika sampai di pantai senja; dengan cucur tangis atau gelimang senyum. Yang kami sadari, semuanya telah berubah kecuali satu; kepastian atas keberubahan itu. Si kecil—ingin segera menjadi dewasa, namun ketika dewasa membaluti harinya, ‘dewasa’ pun seakan tak pernah dingini. Menjadi dewasa itu—pikirnya—dapat membeli mainan mahal sekehendak diri, karena “bisa cari uang sendiri”. Tapi sekarang justru kerinduan akan bermain permainan-permainan lawas menjadi lebih besar daripada sekadar kein

Mahakarja #3 (Sebuah Cerpen)

Image
PUKUL 9 malam suasana telah sunyi lagi sepi. Di depan gedung kampus yang satu-satunya ini, aku terpikir untuk mengingat sekarang KKN* hari ke berapa. Dan ternyata sudah selesai. Empat puluh lima hari sudah aku memikirkan tentang KKN. Mulai dari merencanakan (kegagalan), mengadu malu, sampai rupiah 900 ribu yang tidak ada artinya. Empatpuluh lima hari itu pula yang telah terlewati tanpa ada satu tanda bahwa aku ini sedang KKN. Sampai dua minggu yang lalu dosen pendamping melakukan pantauan pada mahasiswa, dan aku cuma bisa melaporkan “aku tidak ngapa-ngapain”. Sedikit curhat ini. Bukan maksudku mengabaikan satu hal penting macam KKN. Hanya saja aku bukan tipe orang yang gampang menyesuaikan (dengan hal yang enggak aku banget ). Dan mengapa pula KKN mesti sendiri-sendiri di desa sendiri? Aku sudah terasing dari lingkungan sejak pertama tinggal di rumah sekarang. Ada yang bilang aku introvert; abai; aneh; dan aku yakin di sana ada yang mengatakan “pemalas”. Tidak salah kok. Pemalas lah

Nik 4: Ledakan (Sebuah Cerpen)

Image
H ari ini Nik berulang tahun. Besar atau kecil ia pasti merayakannya. Ia pasti tengah berbahagia sejak terbangun dari tidurnya yang tenang. Membuka kedua kelopak mata mellirik kalender, memastikan bahwa hari ini benar tanggal yang ia ingat dari semalam. Genap sekarang usia Nik 21 tahun. Sayang sekali aku orang yang anti perayaan ulang tahun. Seandainya tidak, aku membayangkan hadir menemuinya di suatu malam dengan sebuah kado berbungkus warna cerah, entah apa. Dan sebuah bucket berisi beraneka bunga warna-warni. Akan aku sampaikan dua benda istimewa itu satu per satu. “Di dalam kado ini tidak ada apa-apanya.” Nik pasti akan terkaget mendengarnya. Tersenyum. Atau sedikit meluapkan tawanya yang renyah. “Jangan pernah kau buka.” “Kenapa?” “Karena tidak ada isinya.” Setelah jawabanku berlalu, hening menyusul, aku mengatakan kepada Nik bahwa, “Tidak apa-apa kalau kamu memang penasaran. Semoga ada keajaiban. Ketika kamu membukanya akan muncul apa yang sedang kamu inginkan.” “K

10 Perilaku Ini Apakah Terjadi Pada Pengguna Whatsapp Dunia Ataukah Hanya di Indonesia?

Image
  Hello, penduduk dunia maya. Kamu punya Whatsapp? Sebentar, sebentar... kalau saya pikir lagi menanyakan “kamu punya Whatsapp” sekarang sudah tidak relevan ya. Mungkin hampir sama dengan saya bertanya kepada bung dan nona “Kamu punya HP?” Secara, orang sekarang sudah barang tentu punya HP dan di HPnya pasti sudah ber-Whatsapp atau biasa disingkat WA. WA dipakai hampir oleh semua orang di Indonesia setelah orang Indonesia sebelumnya lebih banyak menggunakan BBM (Blackberry Mesenger). Ada beberapa aplikasi chatting yang sempat muncul menawarkan diri di Indonesia antara lain We Chat, Kakao Talk, Line, dan lain-lain. Namun dari banyak aplikasi chatting justru Whatsapp yang saya lihat tidak banyak mengiklankan diri yang akhirnya menjadi aplikasi utama pengguna smartphone di Indonesia. Adapun selain WA ada yang tidak menghilang dari peredaran sepenuhnya. Karena di dalamnya kebetulan menyediakan fitur tambahan selain chatting--yang diminati sebagian orang, seperti Line dengan Line Webtoon-