Alat Pelampias Stress (Sebuah Resensi)

 


Sekarang makin aneh-aneh saja kelakuan orang. Selain ada niat untuk cari sensasi, ada juga yang ingin menginspirasi. Semoga yang kedua yang banyak diniatkan (terlepas dari penilaian orang lain tentunya).

 

Tidak hanya media digital dan media sosial seperti Youtube, Tiktok, Facebook, Twitter dan Instagram, dan lain sebagainya. Media cetak pun bisa juga untuk membuat sensasi. Dan tidak penting untuk dibahas jika sensasi yang ditimbulkan biasa saja. Okelah orang bebas membuat sensasi. Masalahnya kali ini yang jadi media itu adalah Buku. Be U Bu Ka U Ku. BUKU. Harap maklum, saya cukup geram sekarang.

 

Malas sekali sebetulnya mereview buku ini. Saya sedang ingin berteriak kencang waktu menuliskan ulasan singkat mengenainya. Bukan apa-apa. Hanya saja perasaan jadi campur aduk setelah membuka lembar demi lembarnya. Kagum, tergugah, sekaligus jengkel. Karena terus terang, isinya tidak sesuai ekspetasi. Itu kalau saya. Entah kalian yang memang sedang ingin membuat semacam penyaluran atas kekesalan, pelampiasan atas stress, atau hal-hal kurang mengenakkan yang menimpa di hari ini, esok, atau kapan pun selagi ada halaman yang masih tersisa (untuk dirusak).

 

Gaes... Kenyataannya judul memang daya tarik terkuat dari sebuah karya. Ibarat kalian ingin membeli sebuah rumah, judul adalah siapa yang memanggil kalian dari balik pintunya. Dan Sony Adams si penulis (kurang tepat jika disebut penulis, karena tidak lumrah bukunya ini disebut sebagai karya tulis) tahu siapa sosok yang paling jitu untuk mendatangkan peminat.

 

Tapi tidak sampai di situ. Sony Adams tidak sekadar "merayu" melainkan juga membuktikan "rayuannya" lewat isi buku berjudul Rusak Saja Buku Ini. Sebuah judul dari beberapa judul buku yang beredar sekarang yang menyerang peliriknya dengan lengkungan-lengkungan tanda tanya cukup menjerat.

 

Saya sendiri perlu sebelum membuka segel buku RSBI menonton reviewnya yang tenar di TikTok melalui medium.com. Jika tanpa melakukan pendahuluan semacam itu mungkin saya akan jauh lebih kaget dan lebih geram dari sekarang melihat isi buku ini.

Baca juga: Kombinasi Cerita dan Kata-Kata Mutiara Sujiwo Tejo (Sebuah Resensi)

 

Menurut saya buku ini lebih mirip buku anak-anak TK yang dicoret-coret, digambari, ditempeli, diwarnai, kalau dilihat dari rupanya (di bagian isi). Sisi baiknya ialah RSBI mengajak kalian untuk juga berkarya melalui aksi-aksi seperti...



Seperti yang dipesankan di halaman awal, Rusak Saja Buku Ini memang disusun untuk dihancurkan. Oleh karenanya tidak patut untuk dipinjamkan kepada orang lain. Kamu sendiri yang harus memakainya. Tapi jika dibeli dengan uang hasil patungan, bolehlah dipakai bersama-sama. Dari kalian mungkin ada yang mencoret-coret, dan ada yang mengotori sampai merobeknya. Meski begitu ada satu halaman yang dibuat khusus untuk temanmu juga.

Overall, buku ini sangat tidak layak untuk dibaca.

Comments

Popular posts from this blog

Mendengarkan Cerita dari Seorang Manusia Lelaki (Sebuah Cerpen)

Ruangan yang Membungkus Si Pemuda (Sebuah Cerpen)

Menikmati Sekaligus Mempelajari Cerita Fiksi (Sebuah Resensi)