Posts

Perlahan Lahan Jelma Kenangan (Sebuah Cerpen)

Image
  Foto oleh Zaky Zaff Rembulan tampak memukau di pertengahan Sya’ban ini. Imaji langit malam menjadi hangat serupa paras Dewi—teman gadis masa kecilku yang dahulu rambutnya selalu dikuncir dua dan tentu saja tampilannya lusuh ala anak kampung. Kini ia menjelma perawan pujaannya para jejaka era modernisasi dunia. Sebuah era yang tengah mengalir deras menghanyutkan jauh tawa kanak-kanak menuju lautan remaja yang sarat gelombang penggoyah jiwa. Dan tak satu pun dari kami tahu akan seperti apa nanti ketika sampai di pantai senja; dengan cucur tangis atau gelimang senyum. Yang kami sadari, semuanya telah berubah kecuali satu; kepastian atas keberubahan itu. Si kecil—ingin segera menjadi dewasa, namun ketika dewasa membaluti harinya, ‘dewasa’ pun seakan tak pernah dingini. Menjadi dewasa itu—pikirnya—dapat membeli mainan mahal sekehendak diri, karena “bisa cari uang sendiri”. Tapi sekarang justru kerinduan akan bermain permainan-permainan lawas menjadi lebih besar daripada sekadar kein

Mahakarja #3 (Sebuah Cerpen)

Image
PUKUL 9 malam suasana telah sunyi lagi sepi. Di depan gedung kampus yang satu-satunya ini, aku terpikir untuk mengingat sekarang KKN* hari ke berapa. Dan ternyata sudah selesai. Empat puluh lima hari sudah aku memikirkan tentang KKN. Mulai dari merencanakan (kegagalan), mengadu malu, sampai rupiah 900 ribu yang tidak ada artinya. Empatpuluh lima hari itu pula yang telah terlewati tanpa ada satu tanda bahwa aku ini sedang KKN. Sampai dua minggu yang lalu dosen pendamping melakukan pantauan pada mahasiswa, dan aku cuma bisa melaporkan “aku tidak ngapa-ngapain”. Sedikit curhat ini. Bukan maksudku mengabaikan satu hal penting macam KKN. Hanya saja aku bukan tipe orang yang gampang menyesuaikan (dengan hal yang enggak aku banget ). Dan mengapa pula KKN mesti sendiri-sendiri di desa sendiri? Aku sudah terasing dari lingkungan sejak pertama tinggal di rumah sekarang. Ada yang bilang aku introvert; abai; aneh; dan aku yakin di sana ada yang mengatakan “pemalas”. Tidak salah kok. Pemalas lah

Nik 4: Ledakan (Sebuah Cerpen)

Image
H ari ini Nik berulang tahun. Besar atau kecil ia pasti merayakannya. Ia pasti tengah berbahagia sejak terbangun dari tidurnya yang tenang. Membuka kedua kelopak mata mellirik kalender, memastikan bahwa hari ini benar tanggal yang ia ingat dari semalam. Genap sekarang usia Nik 21 tahun. Sayang sekali aku orang yang anti perayaan ulang tahun. Seandainya tidak, aku membayangkan hadir menemuinya di suatu malam dengan sebuah kado berbungkus warna cerah, entah apa. Dan sebuah bucket berisi beraneka bunga warna-warni. Akan aku sampaikan dua benda istimewa itu satu per satu. “Di dalam kado ini tidak ada apa-apanya.” Nik pasti akan terkaget mendengarnya. Tersenyum. Atau sedikit meluapkan tawanya yang renyah. “Jangan pernah kau buka.” “Kenapa?” “Karena tidak ada isinya.” Setelah jawabanku berlalu, hening menyusul, aku mengatakan kepada Nik bahwa, “Tidak apa-apa kalau kamu memang penasaran. Semoga ada keajaiban. Ketika kamu membukanya akan muncul apa yang sedang kamu inginkan.” “K

10 Perilaku Ini Apakah Terjadi Pada Pengguna Whatsapp Dunia Ataukah Hanya di Indonesia?

Image
  Hello, penduduk dunia maya. Kamu punya Whatsapp? Sebentar, sebentar... kalau saya pikir lagi menanyakan “kamu punya Whatsapp” sekarang sudah tidak relevan ya. Mungkin hampir sama dengan saya bertanya kepada bung dan nona “Kamu punya HP?” Secara, orang sekarang sudah barang tentu punya HP dan di HPnya pasti sudah ber-Whatsapp atau biasa disingkat WA. WA dipakai hampir oleh semua orang di Indonesia setelah orang Indonesia sebelumnya lebih banyak menggunakan BBM (Blackberry Mesenger). Ada beberapa aplikasi chatting yang sempat muncul menawarkan diri di Indonesia antara lain We Chat, Kakao Talk, Line, dan lain-lain. Namun dari banyak aplikasi chatting justru Whatsapp yang saya lihat tidak banyak mengiklankan diri yang akhirnya menjadi aplikasi utama pengguna smartphone di Indonesia. Adapun selain WA ada yang tidak menghilang dari peredaran sepenuhnya. Karena di dalamnya kebetulan menyediakan fitur tambahan selain chatting--yang diminati sebagian orang, seperti Line dengan Line Webtoon-

MAPALA dan Kesan Pendakian Bukit Pawuluhan (Sebuah Catatan)

Image
foto:  Eko Sup Di pendakian keduaku ini aku tidak akan bercerita tentang Nik . Bukan beralasan aku sudah tidak lagi mendambakannya, atau sudah terkikis rasa yang pernah terbentuk oleh masa yang terus mengalir. Semua itu masih menggantung di atas kepala, terngiang di sisi pendengaran, tidak tahu akan sampai kapan. Sebab Nik telah tanpa sengaja membuat setangkai mawar merah yang telah memudar menjadi kecoklatan tiba-tiba merona merah kembali. Apa maknanya kau bisa menafsirkan sendiri. Usai. Cukup satu paragraf saja kusinggung ia. Selebihnya aku akan bercerita tentang salah satu hari penuh kesan yang pernah terjadi di hidupku. Dimulai dari detail pendek destinasi pendakian keduaku. Ialah Bukit Pawuluhan. Terletak di Klesem, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan. Berada pada ketinggian kurang lebih 1176 mdpl. Itu saja kukira sudah cukup memberi informasi padamu barangkali belum pernah ke sana dan ingin mendirikan tenda di atas rerumputannya. Aku adalah seseorang yang tanpa se

Reffaneda (Sebuah Catatan)

Image
  Sebuah Catatan Oleh Amir Muzaki Tidak menghitung ini perform ke berapa kali. Yang jelas dari awal sampai sekarang aku belum merasa bermain seperti gitaris idolaku, Ezra Mandira. Tapi lumayan bungah juga karena melihat rekaman video sebuah penampilan terkini. Dari rekaman itu aku sadar bahwasanya mendengarkan permainan musik sendiri itu berbeda rasa dengan mendengarkannya sembari memainkan dalam waktu yang sama. Bagi pemusik yang belum sadar, sadarilah sekarang. Sebelum kalian berputus asa karena selalu merasa tak becus bermain musik. Yah walaupun tak sejitu gitaris-gitaris idola kalian yang sudah maestro kayak Dewa Bujana, Andra Ramadhan, Eros Chandra, dan lain sebagainya, paling tidak ada perasaan bersyukur telah dianugerahi kecerdasan musikal. Sejak kecil aku senang musik. Waktu kecil impianku adalah manggung seperti grup band yang terkenal pada waktu itu seperti Peterpan, Radja, Ungu dan lain-lain. Sekarang impian manggung itu telah terwujud bahkan berkali-kali lebih banyak

Organisasi: Unsur Vital Kehidupan Mahasiswa (Sebuah Esai)

Image
Tulisan ini disusun untuk menjadi referensi dalam materi Keorganisasian MASTAKA STAIKAP 2019   DEFINISI ORGANISASI Secara bahasa, kata organisasi berasal dari bahasa Yunani  organon  atau dalam bahasa Indonesia diartikan “alat bantu”. Organisasi digunakan manusia sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan. Pengertian organisasi menurut Everett Rogers dalam  buku Miftah Thoha,  Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya , adalah suatu sistem individu yang stabil yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama lewat suatu struktur hierarki dan pembagian kerja (Thoha, 2003). Dari paparan di atas dapat dicermati ada beberapa hal yang menjadi unsur utama dan/atau perlu diperhatikan apabila ingin memahami entitas apa yang dimaksud sebagai organisasi; yakni sistem, individu, kerja bersama, tujuan, struktur, dan pembagian kerja. Individu (-individu) yang terkumpul dan berkait satu sama lain yang memungkinkan mereka melakukan kerja bersama untuk mencapai tujuan yang telah