Organisasi: Unsur Vital Kehidupan Mahasiswa (Sebuah Esai)
Tulisan ini disusun untuk menjadi referensi dalam materi Keorganisasian MASTAKA STAIKAP 2019
DEFINISI ORGANISASI
Secara bahasa, kata organisasi
berasal dari bahasa Yunani organon atau dalam bahasa Indonesia
diartikan “alat bantu”. Organisasi digunakan manusia sebagai alat bantu untuk
mencapai tujuan.
Pengertian organisasi menurut Everett Rogers
dalam buku Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar
dan Aplikasinya, adalah suatu sistem individu yang stabil yang bekerja
bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama lewat suatu struktur hierarki dan
pembagian kerja (Thoha, 2003).
Dari paparan di atas dapat dicermati ada beberapa hal yang
menjadi unsur utama dan/atau perlu diperhatikan apabila ingin memahami entitas
apa yang dimaksud sebagai organisasi; yakni sistem, individu, kerja bersama,
tujuan, struktur, dan pembagian kerja.
Individu (-individu) yang terkumpul
dan berkait satu sama lain yang memungkinkan mereka melakukan kerja bersama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan disepakati oleh
individu-individu yang kemudian disebut anggota dengan beberapa di antaranya menjadi
bagian dari struktur yang ada dan terdapat pembagian tugas, seperti itulah
gambaran apa itu organisasi.
HAKIKAT MAHASISWA DAN ORGANISASI MAHASISWA
Mahasiswa dalam KBBI diartikan
sebagai seseorang yang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa bukan lagi
pelajar sekolah yang sistem belajarnya telah diatur dengan sedemikian rupa oleh
lembaga pendidikan yang menaunginya—cenderung pasif. Bukan pula pelajar pondok
pesantren yang secara konstan mengamini apa pun yang disampaikan oleh pengajar
mereka. Mahasiswa kasarnya adalah “tukang kritik”. Akan tetapi julukan itu tak
dimiliki setiap mereka. Sebenarnya apa yang dituntutkan terhadap manusia agen
perubahan itu? Sederhana saja. Mahasiswa ringkasnya—sudah keharusan dan tugas
mereka—adalah mewujudkan keadilan. Dengan ilmu yang digali dari proses
belajarnya di perguruan tinggi—harusnya—mereka dapat dan mampu menggunakan ilmu
itu sebagai pengantar menuju keadilan yang selalu menjadi utopia bagi seluruh
umat manusia.
Organisasi merupakan wahana yang
menjembatani untuk sampai pada aksi itu. Di dalam organisasi sarat akan
percikan-percikan pemikiran yang mengandung perbedaan dari individu-individu
yang berlatar belakang beda pula. Meski begitu suatu organisasi selalu memiliki
tujuan yang sama. Oleh karenanya organisasi merupakan wadah individu yang
berada di dalamnya yang menumpahkan segala perbedaan namun dengan tujuan yang
sama, sehingga akan timbul perilaku saling mengisi untuk mewujudkan tujuan
tersebut.
Tujuan daripada organisasi
kemahasiswaan sudah mestinya tidak melepaskan diri dari identitas mereka
sebagai agen perubahan. Sosok intelektual organik mempunyai
derajat yang istimewa yang mampu memunculkan dobrakan-dobrakan yang tidak
dimunculkan oleh selainnya.
URGENSI BERORGANISASI BAGI MAHASISWA
1. Leadership/Kepemimpinan
Kepemimpinan sebagai aksi dapat
diartikan sebagai interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin untuk mengubah
dan memberdayakan perilaku yang dipimpin sehingga mereka mampu memimpin dirinya
sendiri dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan pribadi,
demikian seperti ditulis oleh Dr. Widarto, M.Pd dalam materi Kepemimpinan
(Leadership) yang disampaikan pada Pelatihan Soft Skills Mahasiswa FT
UNY tahun 2013.
Sebagai manusia pada umumnya dan sebagai mahasiswa pada
khususnya, kepemimpinan itu penting untuk ditanamkan. Sebab Tuhan telah
menentukan bahwa manusia adalah khalifah di muka bumi; bangsa
ini telah mempercayakan kepada manusia berpredikat mahasiswa untuk membawa
tanah air tercinta Indonesia ke arah yang lebih maju. Dan demikianlah salah
satu alasan julukan agen perubahan disematkan kepada mahasiswa.
2. Manajemen Waktu
“Waktu adalah pedang”, demikian
hikmah mengatakan. Waktu bisa menjadi pedang yang akan menebas-nebas diri kita
jikalau kita tidak bisa mengendalikannya. Sebaliknya, waktu akan menjadi pedang
sebagai senjata yang bisa kita gunakan untuk menghadapi musuh apabila kita
pandai mengendalikannya/mengaturnya.
Usia mahasiswa bukan lagi usia anak-anak yang banyak
bergantung pada orang tua. Usia mahasiswa adalah usia menjelang dewasa hingga
dewasa sepenuhnya. Segalanya perlu dihadapi dengan mandiri. Termasuk dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari. Manajemen waktu menjadi hal urgen bagi mahasiswa. Karena
sebagaimana diumpamakan di atas bahwa waktu adalah pedang.
3. Membangun Jaringan
Sebuah artikel dalam ikhtisar.com,
memaparkan beberapa alasan mengapa membangun jaringan itu penting. Pertama,
yang pasti adalah agar koneksi semakin bertambah. Kedua, menghemat
biaya iklan (pemasaran produk) karena informasi tentang produk yang ingin ditawarkan
otomatis tersebar sejalan dengan banyaknya koneksi atau bisa dikatakan dari
mulut ke mulut. Ketiga, memperkaya ide; seseorang akan lebih
inovatif dengan lebih banyak masukan dan saran dari berbagai tipe
manusia. Keempat, membantu menyelesaikan masalah.
Sungguh tidak ada hal negatif dari ikut berorganisasi jika
mengetahui manfaat seperti di atas. Di luar itu, menjadi mahasiswa merupakan
peluang untuk bisa mendapatkan banyak relasi. Hal tersebut akan terasa jika
mahasiswa bergabung pada sebuah organisasi. Terlebih yang berskala nasional
atau lebih besar dari itu. Contoh sederhananya; suatu ketika seseorang sedang
tertimpa hal yang tidak menyenangkan seperti tersesat di kota yang belum pernah
disambangi, akan tetapi dia punya koneksi dengan seorang mahasiswa di luar
kampusnya di kota tersebut. Maka peristiwa tersesat itu tidak begitu terasa
berarti. Kota lain jadi seperti kampung sendiri.
4. Meningkatkan Kemampuan Bersosialisasi
Kemampuan sosial (bersosialisasi)
adalah keterampilan atau kemampuan untuk berkomunikasi, menyesuaikan diri, dan
keterampilan untuk menjalin hubungan baik dengan orang lain (Rahayuningtyas,
2013). Afifah Fauziyah dalam skripsinya mengemukakan; aspek-aspek sosialisasi
ada empat yaitu: komunikasi antar teman, kerjasama antar mahasiswa satu dengan
mahasiswa yang lain, pertentangan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah atau
tugas yang diberikan oleh dosen dan persesuaian hasil antara mahasiswa satu
dengan mahasiswa yang lain.
Di dalam lingkungan organisasi sangat memungkinkan para
mahasiswa untuk melakukan sosialisasi yang intens. Seperti ketika rapat,
konferensi, kongres, dan bentuk-bentuk pertemuan lain.
***
Sumber-sumber:
· Thoha, Miftah. 2003. Perilaku Organisasi: Konsep
Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
· Rahayuningtyas, D. I. (2013). Peningkatan Keterampilan Sosial Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Dalam Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas VB SD Negeri Panambangan Kecamatan Cilongok. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Comments
Post a Comment