Cerita yang Sering Berakhir Keliru

Dia tidak secerah dulu. Walaupun senyumnya masih terpancar dan kecupnya masih rutin menjelang bertolaknya ke tempat kerja. Jawabannya tidak pernah lain saat aku bertanya kenapa? "Tidak apa-apa," demikian sembari menyambar tasnya dan berlalu. Semenjak mendung bersarang di wajahnya, sudah tujuh kali tanya dan jawab yang sama itu saling melesat. Seperti pagi-pagi yang lain, hari itu aku menyiapkan pakaian yang hendak ia kenakan. Terkecuali akhir pekan. Ia akan menjalani tidurnya lebih lama. Apalagi ketika malamnya kami habiskan untuk menandaskan gairah. Kami berdua menempati rumah pemberian orang tua Dika. Terutama oleh ibunya, Dika dicurahi kasih sayang yang tiada sewajarnya. Sebagai anak semata wayang, perhatian ibunya tidak bisa lepas kepada Dika bahkan sampai ia telah empat bulan ini menjadi suamiku. Meskipun banyak hal dalam hidup Dika diatur ibunya, tapi tidak dengan pilihan pendamping hidup. Selama ini ia menyayangiku dengan segenap perasaan tanpa memandang apa yang kura...