Skripsiku
"Skripsiku akan jadi sebuah skripisi yang epic, punya tingkat novelty tinggi. Skripsi yang memadukan manajemen pendidikan dan komunikasi visual."
Semangat dan keyakinan itu menyala saat obrolan pertamaku dengan kepala SMK tempat penelitian skripsiku dimulai. Ternyata rasa penasaranku ditanggapi dengan positif olehnya. Dan sedikit-banyak sudah aku perkirakan akan demikian tanggapannya atas masalah yang aku angkat.
Pertama, ide. Pasti ada ide istimewa di balik tampilan papan reklame yang terpajang di sisi kiri jalan raya Pasar Banyurip. Sisi kiri, karena iklan punya SMK hanya bisa dilihat dari arah utara. Ide itu muncul melalui proses yang tidak sebentar.
Kedua, tidak asal-asalan. Dan benar, bahkan setelah bercakap dengan kepala SMK, faktanya melebihi perkiraanku sebelumnya. Ada usaha serius dari kepala SMK sampai lahir tampilan reklame macam itu. Berbagai pelatihan diikutinya. Pengajarnya adalah para ahli branding yang sudah berpengalaman membranding produk-produk perusahaan besar.
Jurusan kuliahku Manajemen Pendidikan Islam. Tapi terus terang aku tidak menggeluti dunia persekolahan. Tidak seperti sebagian temanku yang sembari kuliah bekerja sebagai pendidik atau tenaga kependidikan. Sadar akan keterbatasan itu, aku jelas tidak akan berencana meneliti persoalan-persoalan yang "dunia persekolahan banget".
Sepanjang ini aku bersyukur telah menggeluti komunikasi visual dan hal-hal yang mengitarinya. Seperti katakanlah graphic design dan copy writing. Walaupun tidak jago-jago amat, aku paham dasar-dasarnya. Dan itu berangkat dari minat. Sehingga melakukannya dengan senang. Dengan minat itu pula aku ingin senang mengerjakan skripsi yang kata sebagian besar temanku itu menakutkan.
Di sisi lain, kuliahku bukan kuliah biasa. Semester 14 belum lulus siapa yang tak malu? Dengan minus yang ada aku menilai diri sendiri, bahwa diriku sudah melakukan yang terbaik menjelang purnanya sebagai mahasiswa S1 Manajemen Pendidikan Islam.
Setidaknya ketika nanti lulus aku berfoto dengan bahagia bukan karena telah lepas dari beban kuliah, melainkan bahagia dan bangga dengan karya berisi ide yang berisi ide.
gapapa kuliah smpe 14 semester, gapapa ga lulus-lulus, gapapa juga lama di kampus, yang menjadi masalah hanya budaya orang-orang yang terbiasa dengan standar.
ReplyDelete