Posts

Nik 2: Artifisial (Sebuah Cerpen)

Image
" Mengapa hanya kepada wanita tertentu saja laki-laki bisa jatuh cinta?" "Karena makna..." tegasku pada sosok wanita di depanku. Ia terpanggil karena sebuah kesepian. Meski tidak ada seorang pun percaya adanya kecuali pemilik kesepian itu. Ia selalu berkenan mengonggokkan wujudnya di saat aku merindukan “ dia ” yang nyata. "Sebuah makna tidak senantiasa ada pada setiap tatapan mata, pada upaya pendalaman rasa, ia cenderung tidak disengaja. Bahkan tidak diingini , sekalipun itu membahagiakan," lanjutku. "Apakah kau tidak mengingini perasaanmu kepada Nik?" "Ketika seorang manusia dengan atau tanpa sengaja menyakitimu tapi hatimu tak tahu dengan kebencian yang mana harus menghukumnya, dialah cinta sedalam-dalamnya cinta. Itu yang aku yakini." Lanjutku menceritakan, "Sebelum ini aku pernah jatuh cinta. Usai patah hati untuk pertama kali, rasanya tak bisa aku jatuh cinta lagi pada siapapun. Namun sebab kecintaanku pa

Nikah? Begini Kata Jomblo Dhuafa... (Sebuah Opini)

Image
Opini oleh: A. Muzaki Perjuangan sepasang kekasih itu tidak berakhir di ijab-qobul , justru itu menjadi permulaan. Pernikahan akan dijalani sepanjang hayat. Dua sejoli akan menempuh kehidupan yang bernama rumah tangga. Makna dari rumah-tangga ialah tangga di dalam rumah. Tapi bukan tangga buat manjat genteng yang ditaruh di dalam rumah. Tangga di sini dimaknai secara filosofis. Seperti teman-teman tahu, bentuk tangga adalah seperti itu; terdiri dari handle (railing) dan anak tangga. Tangga adalah alat yang digunakan untuk menggapai tempat yang lebih tinggi, di sini berarti kehidupan sepasang suami-istri punya tujuan increasing (meningkat) dari yang kurang baik menjadi lebih baik dalam hal-hal terkait. Di antara anak tangga satu dengan yang lain terdapat space , ini melambangkan cobaan yang datang di sela-sela step atau pencapaian (anak tangga) yang dilalui. Sebuah tangga dapat berdiri kokoh hanya jika dua tiang di sisi kanan-kiri kuat. Dua tiang itulah suami dan istri. Kalau k

Mahasiswa Mau Minta Bantuan Buat Bayar UKT?

Image
Oleh : Amir Muzaki Mahasiswa perguruan tinggi (negeri) mau minta bantuan buat bayar UKT (uang kuliah tunggal)? Nggak salah tuh? Pendidikan di negeri ini makin miris saja. Sampai pendidikan harus tertatih, terseok berjalan membawa para generasi penerus bangsa menuju gerbang kemajuan. Memang sih kewajiban pemerintah perihal pengadaan dana pendidikan yang tertulis dalam UU Sisdiknas (Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional) hanya di rentang usia 7 sampai 15 tahun. Yang mana mencakup SD hingga SMP saja. Tapi pemerintah sudah ada tanggung jawab juga soal UKT ini. Terlepas dari bagaimana kondisi perekonomian negeri ini sekarang yang sedang merosot karena terdampak pandemi Corona Virus, pemerintah seharusnya tidak begitu saja mengorbankan sektor pendidikan. Karena tentu menjadi keinginan pemerintah dan seluruh masyarakat mempunyai kualitas pendidikan yang bagus. Mutu pendidikan pun merupakan tanggung jawab pemerintah. Kalau dalam hal pendanaannya diabaikan bagaimana mau tercapai keingi

Nik (Sebuah Cerpen)

Image
Bukan meniru, hanya terinspirasi oleh Fiersa, yang katanya menyembuhkan luka dengan "pergi". Namun, aku tidak sepenuhnya pergi. Setelah kemarin "ngalah", aku "ngaleh" sebentar untuk "ngamuk?"... Tidak. Terlalu dendamis yang satu ini. Padahal aku tidak sedikitpun membenci tanggapannya atas pernyataanku yang dengan lugu ungkapkan perasaan suka, membenci dirinya pun apalagi. Yang kulakukan adalah sebuah pekerjaan ikhlas dengan bayaran keindahan, bodohkah? Antara sedih dan bukan senang, melainkan sedikit bertekanan emosi ini. Telunjuk bersama ibu jariku mengait tangkai gelas berisi teh panas coklat kental. Usai lelah menertawakan kengenasan, dudukku segera beringsut dari bangku kayu membawa pergi segelas teh yang akhir-akhir ini rasanya lebih hambar dari air putih. Mungkin karena sejak pagi saja lamat rupa wajahmu sudah menyusup di dalam gumpalan kabut, Nik. Sehingga teras rumah ini kupikir bukan tempat yang tepat. Kemarin di kala gelap

Kuliah Harus Improve (Sebuah Opini)

Image
Opini Oleh: Amir Muzaki Berdasarkan kalender akademik kampus saya, sekitar 4 bulan lagi akan masuk semester ganjil. Kampus lain pun saya kira tidak jauh dari itu. Artinya mahasiswa semester 2 sekarang ini akan punya adik baru. Tidak sabar ya kamu? Fokus dulu saja dengan ujian akhir semestermu. Kerjakan dengan serius. Biar nanti adikmu bisa bangga punya kakak yang berprestasi. Tapi sampai sekarang Corona belum enyah dari tanah air kita. Perjumpaan dengan calon adik pun bisa jadi terhalang. Kabarnya pemerintah akan mengizinkan lembaga pendidikan membuka pembelajaran tatap muka hanya untuk daerah zona hijau. Lalu bagaimana ya nasib calon mahasiswa di tahun akademik baru ini? Tentunya tidak akan ada masa pengenalan untuk mahasiswa baru seperti biasanya? Secara kegiatan kumpul-kumpul dibatasi. Terus bagaimana mereka saling kenal? Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin jawabannya hanya “longgarkan pembatasan”. Oke, saya tidak akan banyak membahas soal itu. Karena fokus pembicara

Mahakarja #2 (Sebuah Cerpen)

Image
"Pak, kalau kampus tidak bisa membiayai lebih baik acara HUT tidak usah diadakan." Tangan rektor memukul meja dan berujar keras, "Kalau kamu tidak bisa menjalankan tugas sebagai ketua, mundurlah! Kampus masih bisa mengandalkan mahasiswa lain yang lebih baik darimu." Perwakilan mahasiswa yang tergabung dalam panitia Hari Ulang Tahun (HUT) kampus keluar ruangan meninggalkan rektor dan beberapa dosen yang masih melanjutkan diskusi. Sedang Pak Untung menyusul langkah para mahasiswanya. "Dar, kamu harus maklum mengenai pendanaan kampus ini," kata Pak Untung sembari melangkah beriringan dengan Darwis dan di belakang tiga orang mahasiswa; Ery, Fera, dan Galang mengikuti. "Tapi saya tidak mau minta-minta Pak," Darwis meremasi tangannya. Emosinya masih bergejolak. "Minimal kampus bisa memberikan 50 persen, Pak," sahut Galang dari belakang. Pak Untung menoleh singkat. "Saya minta tolong kepada teman-teman mahasiswa khususnya