Posts

Mahakarja (Sebuah Cerpen)

Image
Air muka Ali yang mengkilap berkilauan tersorot bias sinar sore. Diperhatikan sekarang wajahnya seringkali tak berseri. Seperti tengah sakit. Tapi orang-orang tak tahu apa yang baru saja dia kerjakan? Apakah tugas kuliahnya terlalu banyak? Atau jangan-jangan terlalu keras memikirkan kerjaannya yang-katanya- sering membikin stress? Atau... "Kau kenapa?" "Memangnya kenapa?" "Ndak... itu wajahmu kelihatan lesu sekali. Bercerminlah kalau tidak percaya." "Oh iya, aku lupa tadi tidak mampir SPBU, lalu masuk toiletnya. Padahal ada cermin di sana." Dahi Beni semakin mengernyit mendengar ini. "Sudahlah... aku tidak apa-apa. Aman... Aman..." katanya sembari menepuk bahu Beni dan berlalu menuju kantin. Kantin itu milik Pak Sur, malang nasibnya. Kantin yang seharusnya lebih mewah dari sekadar warung makan kecil dengan bangku dan kursi yang panjangnya sama. Gerobak kayu digelantungkan jajanan ringan limaratusan. Pantas

Kumpulan Puisi Tema "Perempuan"

Image
Halo, Pembaca! Selamat Hari Kartini, 21 April. Sudah lewat ya... Maafkan Merahmuzaki karena telat mengucapkan, telat pula mengumumkan pemenang Event Nulis Puisi dengan tema "Perempuan" dalam rangka memperingati Hari Kartini yang padahal event kecil-kecilan. Yes, di postingan blog ini akan saya umumkan pemenang Event Nulis Puisi tema "Perempuan" Merahmuzaki. Tapi, berikut saya sajikan dulu puisi-puisi yang sudah masuk menjadi peserta event tersebut. Hati yang Suci Oleh: Karina Sri (Cimahi) Bagi perempuan hati itu nomor satu Hati yang tulus dan lembut Tak ternodai suci bagai Mata air yang jernih Cantik itu bukan dilihat dari luar saja Karena kecantikan sesungguhnya Berasal dari hati yang suci Hati tidak pernah salah Dia selalu berkata apa adanya Dan apa yang dirasakan Walau terkadang hati selalu Tersakiti dan mudah untuk rapuh *** Makhluk Istimewa Oleh: Dwi ad-Damanhur (Jakarta) Wahai kau yang melahi

Kawin dengan Kambing (Sebuah Cerpen)

Image
Jika fabel dihuni hewan-hewan bertingkah seperti manusia, maka kisahku ini adalah kebalikannya, di mana manusia tak beda tingkah dengan hewan—Tak mengenal busana—Tak mengenal malu. Birahi ya birahi… tidak penting ditutup-tutupi, tidak pikir untuk perlu dihalang-halangi? Tak peduli dengan siapa melampiaskannya. Istri tetangga, pacar teman, atau pacar siapa saja, istri siapa saja, atau bukan punya siapa-siapa; dan bukan punyaku juga.             Kisah ini aku awali saat matahari pagi masih sehangat pelukan. Si Takib yang sedang main benthik denganku berseloroh, “Diliatin Tuti, cieee… dia suka tuh ama kamu. Ntar kamu kawin aja ama dia.”             Tuti. Anak gadis yang lebih tua sekitar dua tahun dariku. Orang tuanya bisa digolongkan sebagai warga miskin di kampung kami. Sebagian dari kami senang mengolok-oloknya, bahkan satu waktu kelewatan, sampai angin mengantarkan gelegar petir ke rumahku. Bapaknya marah sekali. Namun bukan karena mereka miskin lalu kami me

Kado Ultah PERGUNU ke-68 (Sebuah Resensi)

Image
Oleh : Amir Muzaki Saya memungut buku ini Januari 2020 kemarin di sebuah toko buku Kota Pekalongan. Total isinya ada 210 halaman. Pada sampul belakang buku ini yang berwarna hijau tua, warna yang identik dengan organisasi massa (ormas) Islam yang tercantum pada judulnya dikatakan, "...karya ini juga dimaksudkan sebagai kado kepada NU yang akan menyelenggarakan muktamarnya ke-32 pada Maret 2010 di Makassar". Dalam kolofon tertera: cetakan I, Maret 2010. Itu artinya yang saya dapatkan ini stok lama. Tapi saya membelinya bukan di penjual buku bekas ya. Memang ada rak buku stok lama di toko itu, tapi saya tidak memungut dari sana. Kalau menurut perkiraan saya, kemungkinan terbesar mengapa stok lama ini hadir di jajaran buku baru adalah sebagai "kado" seperti salah satu maksud dari penulis menerbitkan karyanya ini. Buku ini kembali menjadi "kado". Pada 31  Januari 2020, NU memperingati hari lahirnya yang ke-94. Distributor turut menjadi b

Spoiler Cerpen Mashdar Zainal - Lumatan Cabai di Wajah

Image
Salam persahabatan, para pembaca kehidupan. Selamat datang di blog pribadi saya ini. Saya blogger pemula. Jadi santai saja. Tidak perlu risih atau kikuk menikmati apa yang saya sajikan. Spoiler cerpen berikut adalah spoiler pertama dan kiriman kedua saya. Selamat menikmati... Adalah konflik. Satu elemen itu yang terpenting dalam sebuah cerita. Tak usah pada karya sastra. Dalam sebuah obrolan pun sanggup membuat apa yang disampaikan menarik. Tentu saja dengan penyampaian yang menarik pula. Kata Muhidin Dahlan: untuk meraih simpati dalam pergaulan kuasailah banyak cerita. Untuk merebut hati pembaca, keluarkanlah kisah paling memukau. Kisah menjadi memukau kebanyakan dipengaruhi konflik yang tersusun apik mulai pengenalan sampai klimaks. Cerpen yang berjudul Lumatan Cabai di Wajah  oleh Mashdar Zainal, yang hari ini (22/3/2020) terpampang di rubrik Ruang Putih koran Jawa Pos menyuguhkan konflik yang cukup menarik. Jika dipetik satu-satu ada beberapa

Spoiler Cerpen Priyo Handoko - Mata Merah Pekat

Image
Halo, para pembaca kehidupan. Selamat datang di Catatan Merah, blog sastra Indonesia. Spoiler cerpen lagi, nih, kawan. Masih dari harian Jawa Pos. Spoiler kali ini berasal dari Mata Merah Pekat karya Priyo Handoko. Di pojok kanan bawah tertulis Pak Priyo ini mantan jurnalis (redaktur) Jawa Pos, sekarang jadi komisioner KPU Provinsi Kepulauan Riau. Di rubrik Ruang Putih Jawa Pos edisi Minggu (29/3/2020) terpampang gambar wajah seorang wanita. Di bawahnya ada seorang lelaki dan satu lagi wanita. Serta dua benda; ponsel dan pisau. Di tepi atas dan bawah ada warna merah serupa darah. Melihat gambar itu tentu dapat diterka ada tiga tokoh dalam cerpen ini. Tapi ketika membaca paragraf demi paragraf, saya jadi ragu, apa iya 3 tokoh? Cerpen ini cukup bisa mengelabuhi pembaca. Pasalnya point of view yang dipakai samar-samar. Subjek yang nampak ialah "aku" dan "kamu". Akan tetapi sebenarnya ada "dia" yang tidak terlihat.