Kumpulan Puisi Tema "Perempuan"


Halo, Pembaca!
Selamat Hari Kartini, 21 April. Sudah lewat ya... Maafkan Merahmuzaki karena telat mengucapkan, telat pula mengumumkan pemenang Event Nulis Puisi dengan tema "Perempuan" dalam rangka memperingati Hari Kartini yang padahal event kecil-kecilan. Yes, di postingan blog ini akan saya umumkan pemenang Event Nulis Puisi tema "Perempuan" Merahmuzaki. Tapi, berikut saya sajikan dulu puisi-puisi yang sudah masuk menjadi peserta event tersebut.

Hati yang Suci
Oleh: Karina Sri (Cimahi)

Bagi perempuan hati itu nomor satu
Hati yang tulus dan lembut
Tak ternodai suci bagai
Mata air yang jernih

Cantik itu bukan dilihat dari luar saja

Karena kecantikan sesungguhnya
Berasal dari hati yang suci

Hati tidak pernah salah
Dia selalu berkata apa adanya
Dan apa yang dirasakan

Walau terkadang hati selalu
Tersakiti dan mudah untuk rapuh
***

Makhluk Istimewa
Oleh: Dwi ad-Damanhur (Jakarta)

Wahai kau yang melahirkan mutiara hati
Wahai kau yang melahirkan insan sejati 
Sungguh mulia dirimu dikatakan utusan Illahi
Baginda Nabi sungguh telah meninggikan derajatmu wahai penyejuk qolbi
Dikatakannya engkau tiga kali wahai umi
Ketika engkau melahirkan seorang bayi 
Kemudian syahid lah hadiah dari Sang Illahi
Bahkan sebuah hadis mengatakan surga ada di bawah telapak kaki
Karena dirimulah manusia hadir di dunia ini
Salam rindu kutitipkan lewat kalam Illahi
Semoga washilahnya sampai kepada Baginda Nabi
***

Perempuan Aneh
Oleh: Rizal Hidayat Abd Majid (Cimahi)

Perempuan aneh
Aku pernah melihat mu
Kala itu aku sedang memikirkan sesuatu yang tak bisa hilang dari pikiran ku
Aku pun heran, mungkin fikiran ku sedang kacau sekacau kacau nya
Tapi mengapa fikiran ku saat kacau seperti ini seakan kau membuat ku bangun.
Bangun akan apa yang aku fikir kan ini tidak lah berguna
Kau mengajaku seakan melupakan fikiran ini
Ayolah tolong ajak aku pergi dari masalah ini
Aku pun mulai memaki diri ini
Mengapa perempuan yang tidak aku kenal dia dapat merubah diriku
Dasar wanita aneh!!! Hahhhhhh atau aku yang aneh???
Padahal aku baru melihat nya, Seketika aku bangun dan melanjutkan minum ku
Benar kan aku hanya mabuk.
***

Angkasa
Oleh: Muh. Herdi Sigit Iswanto (Sukabumi)

Termangu Menatap Bintang
Diangkasa Bergetar bibir lirih berdoa,
khusyuk yang nampak
diantara kerut tua wajah
Melangkah terbang, semua,
berusaha diraih, semua tinggal harapan, angan yang tinggi terkait
Menggantungkan cita cita dilangit, kaitkan asa penuh harap kelak
Untuk semua mimpi
si buah hati bercucur peluh mengalir darah, deras mengucur
Gontai Lelah, terbalut keriput samar
dengan garis tanganmu tak mampu menatap lama
pada buah hati tersenyum tidur
Cahaya terang bintang jatuh
Tak mungkin terkabulkan doa seperti kebanyakan tahayul
“Ibumu Akan perjuangkanmu, Tanpa Bapakmu”
***

Sang Kompas
Oleh: Iza Altheya (Tegal)

Tepat pukul empat dini hari
Engkau terlahir 
Tekadmu sehangat mentari
Tuturmu layaknya tetesan hujan di tengah gurun pasir

Baginya Kau naïf
Bagai teratai di ambnag pilu
Rona wajahmu bagaikan persik
Manis, legit nanmenyegarkan

Namun bagiku Kau kompas
Sang penentu arah jagad raya
Harapku kita impas
Tapi tak pernah kudapatakan kata “impas”
***

Dan selamat! Puisi dengan judul Angkasa karya Muh. Herdi Sigit Iswanto menjadi pemenang Event Nulis Puisi tema "Perempuan" blog Merahmuzaki. Kuota internet gratis meluncur ke handphone kamu.

Semoga bermanfaat hadiahnya. Juga puisi-puisi yang ditulis oleh teman-teman di atas dapat menginspirasi pembacanya.
Salam Pembaca.

Comments

Popular posts from this blog

Mendengarkan Cerita dari Seorang Manusia Lelaki (Sebuah Cerpen)

Ruangan yang Membungkus Si Pemuda (Sebuah Cerpen)

Menikmati Sekaligus Mempelajari Cerita Fiksi (Sebuah Resensi)