Inisiatif Berujung Eksesif
Sore tadi aku baru saja men-servis-kan motor di sebuah bengkel dekat pasar Kedungwuni, bengkel nomor 2 dalam option list pribadiku setelah bengkel punya Pak Eko, teman kuliah. Di sana ada dua montir yang familiar bagiku, keduanya jenaka. Di tengah-tengah mereka memasang baut atau melepas komponen sepeda motor mereka bernyanyi bersautan. Aku tidak tahu apa yang mendorong mereka bernyanyi spontan seperti itu. Kalau alasan suka atau hobi tentu rata-rata orang suka atau hobi bernyanyi, terlepas dari kualitas suaranya. Namun aku sendiri berasumsi, bahwa dalam pikiran mereka ada satu pressure yang mendorong mulut meracau dengan lagu. Mungkin suatu saat harus kupastikan itu. Karena tadi ada seorang kustomer yang komplain atas pekerjaan satu di antara montir tersebut yang membuat paling tidak dua kali ia disalahkan oleh dua orang berbeda dalam satu masalah yang sama (pertama oleh kustomer kedua oleh bosnya), ditambah teman duetnya bukannya memberi support justru mencoba jadi pahlawan deng...