Posts

Showing posts from May, 2025

AI Keren!

Terdengar baik bahwa AI akan masuk kurikulum di tahun ajaran baru mendatang. Harapannya anak-anak yang digadang sebagai generasi emas 2045 itu bisa menciptakan AI-AI baru. Sekarang aku yakin kalau memasukkan AI ke dalam pelajaran di sekolah tidak arif dan sangat belum tentu membawa kegemilangan bagi negeri ini. AI bagi sebagian kalangan dianggap buruk. Banyak tren AI yang menuai kontra. Seperti belum lama kemarin warga Indo yang memakai style Ghibli Studio dari Jepang untuk foto rupa mereka sehingga tampak sebagaimana manga tanpa harus menggambarnya dengan susah. Dan betul ramai pula yang menaikkan simpatinya terhadap seni di media sosial berikut foto dan hasil karya seniman Ghibli, Hayao Miyazaki yang dibuat bertahun-tahun. Orang-orang seakan bersenang-senang dengan hasil kilat AI meng- generate foto mereka sementara sang seniman dengan dedikasinya tetap menciptakan karya dengan pikirannya sendiri tanpa bantuan AI. Begitu kira-kira yang simpatisan itu suarakan. Memasukkan AI ke dala...

Pos Ketiga

Seperti dalam Pramuka, perjalanan hidup pun ada pos-posnya. Pos itu adalah waktu di mana kita berhenti untuk merenungi, meskipun tidak wajib, tapi hal ini penting. Kalau kamu berpikir usia kelipatan 10 itu pos tersebut, maka kita sama. Dengan penuh syukur Senin kemarin usiaku genap 30 tahun. Dunia punya sejarah. Tentu masing-masing orang bagian dari itu. Terlepas dari keistimewaan dan ketidakistimewaan, semua orang tentu saja berkelindan dengan sejarah sebab semua berurusan dengan ruang dan waktu. Akan tetapi seperti kata Yuval Noah Harari: Sejarah adalah sesuatu yang hanya dilakukan oleh sangat sedikit orang sementara setiap orang lain membajak tanah dan memikul ember air (Sapiens, hal. 122). Artinya, catatan sejarah diisi hanya sebagian kalangan seperti ilmuwan, tokoh agama, politikus, raja-raja, jenderal, dan mereka-mereka yang elite. Sedangkan s ejarahku atau sejarahmu mungkin tidak ditulis di buku mana pun. Tapi tetap saja perjalanan hidup seseorang itu ada. Dan pasti punya keunik...

Milenial Sandwich

Sebenarnya bantalan sosial itu tidak seberapa. Tapi memang bisa dipakai untuk membandingkan antara kelas ekonomi bawah dengan kelas menengah. Pemerintah memberikan bantuan tersebut untuk sekadar penerimanya bisa terpenuhi kebutuhan pokoknya. Kelas menengah dalam hal kebutuhan pokok sudah tidak perlu khawatir. Tapi itu ketika kondisi ekonomi baik-baik saja. Andai kata sebaliknya bagaimana? Tentu mereka akan memutar otak. Kelas menengah pasti akan mencari cara bagaimana agar dapat bertahan, meski tanpa bansos. Tapi salah satu caranya jangan sampai mendaftarkan diri sebagai warga tidak mampu, ya. Hari ini aku membaca cerita dari Jose (membaca, karena lewat chat). Setelah beberapa bulan kenal aku baru tahu kalau Jose itu "sandwich", atau apa ya istilahnya yang tepat? Jadi, dalam keluarganya dia harus menanggung beban kebutuhan rumah. Aku tidak tahu persisnya apa saja. Yang jelas pagi tadi dia cerita kalau uang gajinya tersita banyak untuk bayar tagihan listrik dan PDAM. Sementara...