Pos Ketiga

Seperti dalam Pramuka, perjalanan hidup pun ada pos-posnya. Pos itu adalah waktu di mana kita berhenti untuk merenungi, meskipun tidak wajib, tapi hal ini penting. Kalau kamu berpikir usia kelipatan 10 itu pos tersebut, maka kita sama.


Dengan penuh syukur Senin kemarin usiaku genap 30 tahun. Dunia punya sejarah. Tentu masing-masing orang bagian dari itu. Terlepas dari keistimewaan dan ketidakistimewaan, semua orang tentu saja berkelindan dengan sejarah sebab semua berurusan dengan ruang dan waktu.


Akan tetapi seperti kata Yuval Noah Harari: Sejarah adalah sesuatu yang hanya dilakukan oleh sangat sedikit orang sementara setiap orang lain membajak tanah dan memikul ember air (Sapiens, hal. 122).


Artinya, catatan sejarah diisi hanya sebagian kalangan seperti ilmuwan, tokoh agama, politikus, raja-raja, jenderal, dan mereka-mereka yang elite. Sedangkan sejarahku atau sejarahmu mungkin tidak ditulis di buku mana pun. Tapi tetap saja perjalanan hidup seseorang itu ada. Dan pasti punya keunikan tersendiri dan mungkin kesamaan dengan perjalanan orang lainnya. Barangkali sedikit perjalanan yang mau kusebut berikut pun punya kesamaan atau sekadar kemiripan dengan yang kamu alami.


Discalimer dulu. Meskipun di awal aku sebut usia kelipatan 10 sebagai waktu untuk merenungi akan tetapi aku menceritakan hanya usia usia ke-30 atau pos ketiga. Sebab dua pos sebelumnya aku sudah tidak begitu ingat seperti apa perenungannya dan apakah aku melakukan perenungan atau tidak aku pun tak ingat.


Di usia 10 tahun ada peristiwa penting yaitu aku dikhitan. Hanya saja sekali lagi aku tidak ingat betul bagaimana pikiranku saat tepat pergantian usia dari 9 ke 10 tahun. Ada perbedaan pada hal emosi, kondisi fisik, psikis, dan lain-lain aku tidak tahu. Dan aku kira aku tidak merenunginya.


Berbeda dengan pos pertama, di pos kedua aku ingat satu momen transisi usia dari 19 ke 20 tahun, artinya ada perayaan ulang tahun meski kecil. Aku ingat di usia 20 tahun aku punya pacar dan ia memberiku kado dan ucapan di dalamnya. Tapi sama dengan pos pertama aku tidak ingat atau memang aku tidak melakukan perenungan.


Tentu saja sangat berbeda, pos ketiga baru aku alami kemarin, kesadaran akan kondisi fisik, emosi, psikis bahkan kondisi lainnya masih bisa kusebutkan, sekaligus tentang perubahan apa yang kurasakan. Karena manusia tumbuh, manusia juga berlalu meninggalkan satu dan banyak masa, maka itu aku pun berubah.


Asam lambung naik. Ini tidak terjadi ketika aku di usia menjelang 20. Melainkan baru beberapa tahun kemarin saja. Bahkan beberapa hari yang lalu aku terbangun dini hari karena gangguan fisik ini. Sehari-hari memang tubuh masih terasa kuat tapi tidak berarti akan selamanya kuat. Perlu juga menyadari bahwa tiap jam yang berlalu membawa serta kekuatan itu.


Perubahan emosi. Lebih bijaksana dalam menanggapi persoalan. Tapi tetap kesal ketika ada orang-orang yang usianya antara 20 sampai 25 tahun yang menceritakan dengan kata-kata yang wise seakan sudah mencapai fase hidup dengan segudang pengalaman. Walaupun memang iya. Sedih aku yang masih begini saja.

Comments

Popular posts from this blog

Mimpi

Keusilan Hujan

Baskara dan Suicide Idea