Uang Tip

Aku baru saja mendapatkan uang tip dari pekerjaan sebanyak 200.000. Harus disyukuri, ya. Meskipun kemudian menjadi bingung, mau digunakan buat apa uang itu? Mau buat bayar utang masih kurang banyak. Buat hiburan; aku mikir masih ada yang lebih prioritas: utang tadi.


Lalu aku kepikiran invoice domain web Komunitas Mahakarja yang sudah expired dan belum terbayar. Aku segera membuka situs penyedia layanan domainnya, tapi sampai di step terakhir alias tinggal pembayaran aku kepikiran lagi utangku. Disusul kemudian pertimbangan, seprioritas apa domain web?

Komunitas Mahakarja itu sudah seperti magnum opusku. Buah pemikiran penting hasil pergumulan dengan realitas di kalangan orang muda, yang pada masa sekarang gersang pustaka (pinjam istilah dari Khusnun Niam). Sekarang ini lebih banyak orang muda yang lekat dengan media sosial dan scroll video-video pendek ketimbang yang memperluas pengetahuan dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan.

Aku belum menemukan orang-orang yang hampir 100% kompatibel dengan Komunitas Mahakarja termasuk yang saat ini telah berada di kitar wadah itu. Pengalaman setahun kemarin, di beberapa helatan diskusi kurang ada partisipasi dari mereka. Di website yang sudah tersedia juga demikian. Website yang harapannya bisa menjadi tempat mencurahkan pemikiran mereka tapi malah tersiakan. Di kotaku ini gerakan pengembangan intelektual memang sulit.

Pagi ini aku mencuci pakaian. Pada saat tiba waktu menjemur aku mendapati celana jeans satu-satunya yang tersisa bagian belakangnya ada bolong. Akhirnya aku mikir lebih baik uang itu sebagian aku belikan celana saja. Sambil melanjutkan perjalanan dan mengamati di sekitar, orang-orang muda yang satu visi dengan Komunitas Mahakarja.

Comments

Popular posts from this blog

Mendengarkan Cerita dari Seorang Manusia Lelaki (Sebuah Cerpen)

Ruangan yang Membungkus Si Pemuda (Sebuah Cerpen)

Menikmati Sekaligus Mempelajari Cerita Fiksi (Sebuah Resensi)