Keusilan Hujan

Tak pernah aku hitung berapa kali dalam perjalanan hidup selama ini aku merasa seakan hujan usil. Hal ini mungkin pula pernah dialami tidak hanya aku. Kalian pasti pernah suatu siang atau malam keluar, naik sepeda atau motor. Sebelum beranjak pergi kalian berpikir cuaca aman, nih. Eh, di tengah jalan sekonyong-konyong hujan deras. Kesalnya lagi kalau kita sudah menerabas guyuran air, basah kuyup, sampai tempat yang kita tuju hujannya reda.

Hujan itu paradoksal. Di satu sisi ia memang seperti yang beberapa kawanku pikirkan: membawa berkah (walaupun sebenarnya mungkin mereka terkadang merasa kesal juga). Seolah menafikan sisi lainnya yakni bahwa hujan membikin hal negatif. Contohnya saja menghalangi ketika kita sedang buru-buru ada acara di tempat yang jauh, sedangkan kita tidak punya pelindung badan dari air hujan.

Yang jelas hujan itu kehendak Tuhan. Kalau sampai hujan menghalangi kita untuk pergi sikap terbaik kita adalah berbaik sangka, mungkin di tengah jalan tengah menghadang hal yang tidak kita inginkan, Tuhan menghalangi juga itu terjadi. Kalau hujan pada akhirnya membuat kita sakit karena menerabas derasnya, itu salah kita, kenapa tidak berteduh?

Comments

Popular posts from this blog

Mendengarkan Cerita dari Seorang Manusia Lelaki (Sebuah Cerpen)

Ruangan yang Membungkus Si Pemuda (Sebuah Cerpen)

Menikmati Sekaligus Mempelajari Cerita Fiksi (Sebuah Resensi)