Kereta Terlambat

Kabar baik, sakit tenggorokanku sudah tidak kurasa seharian. Kabar buruknya, itu hanya berlangsung saat aku ditemani kekasihku hari ini. Selepas beberapa jam sehabis keretanya berangkat aku mulai merasakan ludah seperti menghantam lagi pada sebelah kiri jakun.

Tidak pernah aku lihat sebelumnya stasiun seramai tadi. Parkiran mobil sesak dan teras stasiun dipenuhi orang-orang yang menunggu keretanya datang. Bisa sedikit kumengerti relasi paling berharga mereka dari masing-masing pengantarnya.

Seorang gadis mencium bocah laki-laki yang mungkin masih duduk di bangku PAUD. Seorang gadis yang lain dirangkul laki-laki yang lebih tinggi darinya. Seorang laki-laki yang dipeluk wanita paruh baya dengan hangatnya. Dan aku, tanganku digenggam oleh gadis di sampingku.

Ia mengira, pasti karena besok Senin. Sebagian besar penumpang kereta malam ini pasti mereka adalah pekerja yang punya hari kerja pertama: Senin. Atau mahasiswa yang baru saja melipur rindu di kampung Pekalongan dan esok sudah mulai aktivitas di kampus kota seberang.

Ah, kampus. Sedih dan gusar memikirkan betapa beruntungnya remaja yang hendak pergi ke kota di mana kampusnya berada. Dilepas orang tuanya ke tempat yang jauh di sana, menjadi sewajarnya mahasiswa, belajar tanpa dikotori kesibukan bekerja yang mendominasi waktu di setiap harinya. Sampai waktu kelulusan tiba.

Seperempat jam sebelum waktu keberangkatan keretanya, kami bersiap berdiri di depan batas pengantaran penumpang; menghitung detik sebelum jarak memisahkan lagi entah selama apa. Stasiun memang tempatnya perpisahan. Namun, kami pasti bertemu selekas-lekasnya.

Mata dan telinga kami siaga, mengamati layar monitor pergerakan kereta yang ada dan menangkap bunyi pengeras suara perempuan yang entah dari mana asalnya, sesekali terdengar samar sehingga kami harus memusatkan pendengaran. Layar monitor menampilkan bahwa Kamandaka, kereta kekasihku delayed. Lalu, suara perempuan di ruang antah-berantah itu menggema, meski samar kami tahu kalau ia mengumumkan keterlambatan kereta.


Comments

Popular posts from this blog

Jose

Purwokerto

Mimpi