Reffaneda Tingkat Lanjut

Malam Rabu kemarin saya ikut manggung lagi bareng Reffaneda, grup musik yang berasal dari UKM Seni di kampusku. Walaupun sudah tidak lagi aktif di sana keterampilan main gitarku yang di bawah standar ini tetap dipakai. Itu karena kampusku itu kecil, mahasiswanya sedikit, tidak ada bibit-bibit gitaris baru. Kalaupun ada, pasti tidak difasilitasi.


Sejauh ini aku membersamai penampilan setiap generasi Reffaneda. Khususnya vokalis, ya. Karena pergantian personilnya yang pasti di grup itu adalah vokalis. Juga pemain drum akustik (kajon). Gitaris kalau tidak aku ya dicarikan dari luar. Pemain organ dari dulu satu orang yang sama dan bukan dari mahasiswa kampusku.


Sedangkan (mahasiswa) yang sekarang aktif di Reffaneda, atau yang kemarin mengisi di penampilan ada tiga orang: satu laki-laki dan dua perempuan. Ketiganya vokalis, dua merangkap MC (untuk acara tamu di pernikahan). Usianya masih sangat muda. Seorang vokalis perempuan memberi warna baru di situ. Ia memang berbakat jadi penyanyi. Khususnya untuk lagu-lagu dangdut, ambyar, campur sari, dan seterusnya. Suaranya punya cengkok yang pas untuk genre tersebut.


Ditambah drum tidak memakai akustik yang kurang ramai. Melainkan drum pad. Sehingga kemampuan vokalnya pun terdukung dengan musik yang memadai. Kecuali di gitarnya. Selain sebatas gitar akustik tanpa efek, pun skillku memang pas-pasan. Walhasil sering iringan musik memakai karaoke dari Youtube.


Semoga ke depannya Reffaneda punya pemain-pemain musik yang mumpuni. Sehingga tidak perlu mencari dari luar. Overall, aku senang dengan penampilan kemarin. Tidak ada "kisah" (jika mengutip kata Pion) seperti sebelum-sebelumnya ketika aku di situ. Berjalan lancar dan bisa dinikmati. Meskipun aku sering nganggur karena musiknya pakai karaoke. Aku tidak tahu chordnya. Akhirnya gitar pura-pura kumainkan saja.


Namun, harapanku, Reffaneda tidak melulu bermain di panggung hajatan. Sebagai grup musik kampus, Reffaneda akan lebih bermakna bila bermain juga di kampus dan segala tempat yang mengitari kaum mahasiswa, intelektual, agent of change. Membuat panggung-panggung kecil, dengan menyembahkan lagu-lagu yang sarat keresahan dan idealisme. Terlebih di masa seperti sekarang ini, di mana banyak persoalan yang melingkupi bangsa baik secara nasional pun lokal. Pemerintah yang membungkam suara oposisi, DPR yang lewat agenda legislasinya tidak memihak pada rakyat, perusakan lingkungan oleh ambisi kapitalisme, PHK massal terjadi di banyak perusahaan, dan seterusnya.

Comments

Popular posts from this blog

Mimpi

Keusilan Hujan

Baskara dan Suicide Idea