Pesantren Itu Kyai-Santri
Kita pasti sering mendengar bahwa basis ormas NU adalah pesantren atau sebaliknya, pesantren menjadi basis massanya NU. Bahkan tidak hanya sampai di situ. PKB pun mengklaim partai NU dan secara tidak langsung mengklaim pesantren sebagai 'tempat' partai yang memang pada awalnya sebagai wadah aspirasi orang-orang yang tergabung dalam ormas NU.
Akan tetapi, baik NU maupun PKB tidak patut atas 'kepemilikan' pesantren. Keduanya terpisah dari pesantren. Ini dilihat misalnya dari model hubungannya. Antara pesantren dan NU atau PKB berbeda sama sekali. Pesantren secara genuine adalah hubungan kiai-santri Sedangkan NU atau PKB adalah hubungan pimpinan-anggota. Jadi, untuk PKB janganlah memanfaatkan para santri dan kyai untuk kepentingan kekuasaan dengan main klaim sesukanya.
Sedangkan NU, adalah organisasi. Di Indonesia, organisasi muncul jauh setelah pesantren telah berkembang. Bersamaan dengan itu pola pendidikan sekolah yang terlembagakan sudah ada. Walaupun para pendirinya dari kalangan pesantren, seharusnya dapat dipisahkan antara NU dan pesantrennya. Hubungan personal yang sangat dekat antara kiai dan santri tidak bisa disangkutkan dengan organisasi.
Kalau misalnya PKB sebagai wadah aspirasi warga NU punya niat baik mengangkat pesantren itu wajar. Sebab orang-orangnya merasa memiliki terhadap tempat di mana mereka digembleng hingga menjadi orang besar. Tapi, tak ada keharusan bagi santri menjadi pendukung caleg-calegnya PKB.
Dewasa ini hubungan kiai-santri bukannya tidak ada, akan tetapi masih, hanya telah berkembang menjadi terlembagakan. Sehingga mau tidak mau menjadi mirip dengan model hubungan sekolah yakni guru dan murid. Sosok kiai tidak lagi seperti dulu yang jadi bapak bagi santri-santrinya. Urusan kiai dalam pendidikan yang dilembagakan pasti banyak. Tak sempat kiranya merawat keintiman dengan para santrinya.
Kabar buruknya para santri kebanyakan tidak berubah meski jaman telah berganti. Di dalam pikiran mereka pengkultusan terhadap kiai tetap langgeng. Dahulu hal itu lumrah saja. Karena kiai dahulu adalah pejuang bagi masyarakat sekitarnya. Hidupnya pun sederhana, tidak penuh dengan kemewahan. Kiai sekarang bagaimana?
Comments
Post a Comment