Sekeliling
Sekeliling tampak seperti kejauhan. Para lakon yang telah berkerut. Bocah-bocah tanggung yang datang dari lapisan waktu anonim. Perjaka serta perawan yang menjelma makhluk dengan beban sembilan bahan pokok dalam kepalanya.
Sekeliling lainnya- tak kusebut sebagai kebaruan, karena ini telah menyatu dan galib dalam keseharian- sangat dekat. Nyaris tak berjarak. Jika mulai lamat kita bisa mengusapnya hingga tampak jelas. Semuanya terkendali. Tapi tidak dengan soal bahwa....Mereka terbingkai secara masing-masing. Jika yang terpisah kemudian berhimpun, maka akan tercipta kemasing-masingan lagi. Senang, sedih, kesal mereka ada di dalam pikiran mereka sendiri. Dus, ekspresi dan apresiasi bebas diolah sesuai selera. Tapi tidak juga, sepertinya itu lebih ke halusinasi.
Comments
Post a Comment