Libur?

Aku suka duduk di atas pasir di tepian pantai, melihat dan mendengar ombak, mengamati perahu yang berlayar.


Pun aku suka air terjun, sungai mengalir tenang dengan gemericiknya, berada di sekeliling bebatuan besar, memandangi warna hijau flora di pinggir-pinggir sungai.

Dan tak lupa jika berada di tempat itu aku pasti berfoto lalu aku bagikan di media sosial dengan caption ala orang berlibur.

Namun, entah bagaimana bisa aku menghindari semua itu. Setiap aku melihat orang membagikan fotonya sedang menikmati pantai, bermain-main di bawah air terjun, justru ada pertanyaan yang terlontar dari dalam hatiku, "Bagaimana bisa mereka melakukan itu?"

Kiranya mereka tak berada pada kondisi sedang berpikir seputar pekerjaan dan persoalan di dalamnya, tentang hal-hal yang berantakan, tentang taraf hidup yang berada di level miskin. Dan bahwa lingkaran setan itu masih menjadi "penyakit" yang sulit "tersembuhkan".

Bersyukur? Bukan soal bersyukur. Tapi tidakkah aku sebagai manusia berhak melepaskan diri dari semua ini?

Agar aku dapat sejenak-ketika libur-bisa secara penuh melakukan hal yang menyenangkan. Lalu, apabila liburan telah usai aku dengan sadar kembali pada rutinitas kerja-yang hanya berlangsung di tempat kerja.

Comments

Popular posts from this blog

Mendengarkan Cerita dari Seorang Manusia Lelaki (Sebuah Cerpen)

Ruangan yang Membungkus Si Pemuda (Sebuah Cerpen)

Menikmati Sekaligus Mempelajari Cerita Fiksi (Sebuah Resensi)