Tentang Kamu

Sekarang aku tahu, kasih itu dekat sekali dengan keterikatan. Dan keterikatan ada sebab telah dijalaninya satu dan banyak perjuangan.


Perjalananku sore kemarin melewati Kusuma Bangsa itulah mungkin perjuangannya.

Bagaimana kalau ternyata yang kamu temui itu orang yang tidak kamu suka, barangkali dia seorang lelaki tua? Aku menanyakan itu padamu. Dan kamu menjawabnya begitu santai. Dan paling tidak menurutku sendiri, dari tuturmu kau tak pintar mengada-ada. Dengan persepsi itu aku mendengar dan menyerap apa yang kamu katakan. Empatiku tumbuh dari sana.

Soal cantiknya, 80% aku yakin kamu cantik. Walaupun kamu sendiri menyangkal, "cewek ya pasti cantik...". Tapi soal pembawaan aku tak menyangka. Aku tidak menyangka kemarin dapat bertemu dengan perempuan yang tutur katanya, sikapnya, sampai geriknya, aku menyukainya. Dan tentu saja karena kamu memang cantik. Lulusan sekolah kecantikan. :p

Sampai hari ini aku masih terganggu wajahmu yang sendu. Seorang gadis yang bahkan pemalu. Akan tetapi berani 'melayani' beberapa lelaki yang tidak ia kenal. Usiamu masih sangat muda. Kamu pemudi harapan bangsa ini. Kamu punya mimpi.

Aku sempat menanyaimu perihal keinginan untuk kuliah. Katamu kamu masih ingin kuliah. Kamu ingin belajar di studi farmasi. Katamu asyik pas lihat laboratoriumnya. Hanya saja, kamu tidak mau merepotkan orang tua.

Aku berharap apa yang kamu kerjakan ini segera berakhir dengan kamu menemukan dunia baru. Pekerjaan baru, atau lingkungan baru di kampus tempat belajar impianmu.

Comments

Popular posts from this blog

Mendengarkan Cerita dari Seorang Manusia Lelaki (Sebuah Cerpen)

Ruangan yang Membungkus Si Pemuda (Sebuah Cerpen)

Menikmati Sekaligus Mempelajari Cerita Fiksi (Sebuah Resensi)